Surat merah Jambu

Ini kali pertama ke uraikan senyumku dengan lebarnya... langkahku menuju walimah sahabatku begitu ringan dan riang... saat itu memang langit agak sedikit mendung. Cuacanya kurang mendukung untuk sebuah pesta pernikahan, tapi kegiranganku menutupi langit-langit yang tak bercahaya…… Rini...ya...nama itulah yang akad di Qabulkan oleh seorang ikhwan yang tampan dan gagah berani untuk memperjuangkan islam..

ahaahaahaa hatiku senang sekali dibuatnya.. Persahabatan yang kubina selama ini yayayaya.... kupercaya semua nantinya pasti akan sibuk dengan kehidupnya masing-masing. apalagi mereka yang sudah berkeluarga.

ku buka pintu kamar pengantin yang sudah dihiasi oleh bunga-bunga yang cantik... "mmmm...wangi amat nih kamar rin?" tanya ku dengan mengejutkanya dikamar yang terhias rapih itu. "ya iyalah......kamar buat pacaran kudu wangi...first...disini semuanya serba first" jawabnya kalem... ahahahaha rini, lom aqad aja dah ngeres, emang kudu disapu tuh pikirana..hehehe sejenak kamipun saling pandang, tak terasa air mata kami membendung di kelopak mata. tak tertahan sehingga terjatuh mengalir dipipi. kami pun saling berpelukan terasa sekali akan ada yang hilang. ya..., akan ada yang hilang. masa-masa bersama kami akan lebih sedikit. yaa... inilah konsekuensi kehidupan.

"hiks...hiks..." isak tangis rini semakin menjadi dan membuat hatiku semakin tak kuat menahan bendungan air mata ini. "udah ah rin... nyantai... ntar gw juga nyusul loe... !" hiburku. "hiks... hiks...hiks..."isakanya semakin menjadi. hah...aku bingung! mungkin yang aku rasakan sama dengan yang rini rasakan

krekkk......
terdengar pintu kamar terbuka...,nah... ini yuli sahabat ku juga. kami bersahabat bertiga. dari mulai kongkow bareng sampai melawan idiologi kufur kami selalu bareng. semoga semangat kami tetep Allah satukan.

"Assalamu'alaikum..." sapanya.
"'Alaykumsalam...hei yul. kok baru dateng?" tanyaku, tangisan aku dan rini pun seketika berhenti.
"hei...,," rini menyapa dengan lunglai
"duh...kok pengantin pake ada acara nagis-nangisan segala sih?" celoteh yuli. padahal ku juga tau apa yang yuli rasakan adalah sama dengan apa yang aku rasakan sekarang.
"kapan dateng?" tanyaku mengalihkan perhatian rini
"baru aja nih, duh...macet bo...tadi. jadinya aja deh telat" tiba-tiba aja rini menghampiri yuli dan memeluknya erat...yah...nagis lagi deh!!

detik-detik Akad sebentar lagi akan diselnggarakan, hati kami pun semakin berdegup kencang, entah apa yang ada di otak kami. Harusnya kami bahagia.

Akad pun terselenggarakan, dua cinta menyatu kini. didalam ikatan yang suci dan Allah meridhoi. subhanallah didalam acara akad isaq tangis keluarga menjadi haru biru. sahabat selamat bahagia. Walimatul'Arsy pun terselenggara dengan meriah dan tetep syar'i

menjelang sore badanku sudah letih melayani tamu-tamu yang subhanallah banyak banget. akhirnya, ku sandarakan diri disebuah bangku deket bangku mempelai. tiba-tiba dateng seorang ikhwan menghampiriku.
"Assalamu'alaikum ukhti" sapanya pelan
"Alaykumsalam" jawabku lirih, dengan gaya kaget ku tiba-tiba berdiri.
"ada apa yah? ikhwan diseblah sana mas " kataku sambil menunjukan sebuah tenda yang terlintas hijab.
"afwan, bukan. ana cuma mau ngasih ini ke ukhti rini. dari seorang sahabat" ujarnya "ooo...,yah, syukron yah!"

Ikhwan itupun berlalu begitu saja, tampan memang. tapi... bukan type ku. hahahahahaha
sebuah amplop berwarna merah jambu, tipis. mungkin uang didalamnya. tapi aneh, biasanya pake amplop biasa, tapi ini pake amplop pink. hahahayyyy... ada apakah?

Kulihat rini sudah bersiap-siap menanggalkan baju pengantin yang dia pake, karena resepsi sudah selesai.
"deuh..., pengantin baru, ntar malem asik dunk" gumam yuli...dasar yuli
"ya begitu deh...makanya cepet...cepet walimah...!" ledeknya, kena deh si yuli
"rin...,tadi ada ikhwan yang nitipin ini" kusodorkan amplop berwarna merah jambu itu
"kayanya sih spesial, pastinya uangnya juga warna merah" tawa kami meledak
"buka dunk rin...," pinta yuli

Rini bergegas membuka amplop itu, dan ternyata amplop itu adalah secarik surat. tak lama kemudian setelah rini membaca, rini pun terisak-isak menangis. penasaran kubuatnya. ku ambil kertas itu lalu tuli menghampiri ku. sedangkan kondisi rini masih saja menangis. kufokuskan kedua bola mataku di depan surat itu.


Assalamu'alaikum warahmutullahi wabarokatuh

Untuk Mujahidah pengemban misi yang telah walimah

sebelumnya, ana minta ma'af ya ukhti kharimah. jika kedatangan surat ini menganggu. tapi agar ukhti tau bahwa ada seorang yang sudah berkorban untuk ukhti.

Memang salah ana, selama ana ini ngga pernah kasih kabar sama ukhti. itu lantaran begitu banyak amanah da'wah. setelah kita lulus SMA ana ber Azam bahwa nanti ketika ana pulang dari pengembanan misi ini ana akan mempersunting ukhti. Karena ana tau begitu mulia nya ukhti kalo ana ajak komitmen dengan waktu yang tidak singkat. ukhti pasti akan menolak, yah...ana mafhum. selama ini ana berada di Papua, untuk mengemban misi da'wah kita. memahamkan masyarakat yang luar biasa bodohnya tentang islam. Dipapua sini, setiap hari ana hanya bekerja dan menyelasaikan amanah sebagai hamba Allah. subhanallah perjuangan disini kerasa banget ukhti banyak sekali tantanganya. Sampai-sampai ana lupa ana punya hati di Jakarta sana, hati yang ingin ana ajak untuk hidup bersama. Setelah 6 tahun berada dipapua, dan misi sudah selesai. Alhamdulillah ana bersegera untuk pulang ke Jakarta. Aturan tiga bulan lalu ana sudah pulang. Tapi berhubung ada yang berhalangan untuk meneruskan amanah itu, ana cancel untuk pulang.

Ukhti, selama 6 tahun ini. Do’a malam ana selalu menyertai ukhti. Da’wah ana selalu ukhti hiasi. Karena ana yakin akan berdampingan dengan seorang wanita Sholehah.

Seminggu yang lalu ana sampai di Jakarta. Dan begitu dahsyatnya kaki ini untuk melangkah kerumah ukhti. Sesampainya didepan rumah ukhti. Ana melihat segerombolan orang yang mambawa perlengkapan acara lamaran. Kaki ana tertahan sampai depan rumah ukhti. Ana melihat ukhti dari jauh. Subhanallah wajah yang 6 tahun lalu ana liat kini berbeda, menjadi semakin cantik dan terdapat cahaya ghiroh yang memancar didalamnya. Ukhti, itukah engkau? Hatiku bergetar dibuatnya. Kumudurkan langkahku saat itu. Ku tau, kau sudah akan dipinang. Entah ikhwan mana yang beruntung itu. Langkahku melaju cepat, mundur...dan terus mundur.

Sekarang, ukhti telah berdua. Tapi cinta ana sama ukhti akan ana semaikan dalam Diary hati ana.

Barakallahufik ya ukhti
Semoga menjadi kelaurga yang sakinah, Mawadah dan Warohmah.
Amin

Wassalamu’alaikum

Hendra

Tanganku bergetar dibuatnya
“rin……!” sahutku pelan.
“jadi...,,selama ini laki-laki itu dia rin?” Tanya yuli. Nadanya sedikit agak kesal
isakan rini makin mengeras...
“ssssttttt, rin nanti semua tau! Udah….jadikan ibrah. Bahwa bergantung pada mahluk itu pasti akan kecewa, insya Allah hendra pun mengerti akan hal itu” tukasku sambil kurangkul dia.
“rin Cuma sedih aja……mungkin cinta kita tulus, tapi Allah menghendaki lain”
“ya udah...dirimus ekrang dah punya suami, dialah pengeranmu. Dia amanah yang Allah kasih buat kamu. Dijaga yah!” pesanku pelan.


Malampun tak bias dibendung lagi
Waktu terus berputar
Sehingga sahabatku bias melupakanya
Kejadian kemarin, hari ini dan lusa, harus kita jadikan ibrah.

Blogger template 'Yes#39; by By Ujang2008

Jump to TOP

Blogger templates by Ayah Ujang